Sejenak meluangkan waktu untuk
mengenang 69 tahun yang lalu. Ketika teks Proklamasi pertama kali didendangkan.
Dengan semangat menggebu-gebu, bercampur bersama debu, menjadi satu padu.
Begitu pula dengan barisan para pemuda bangsa, yang sejak beberapa hari lalu
telah berkorban waktu demi menyuguhkan kehikmatan dalam upacara sakral yang
selalu dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus, kemerdekaan Indonesia.
Keringat dan air mata hampir tak
berbeda, terlihat sama, sama-sama tercurah, sama-sama basah. Menyusuri setiap
bulu kuduk yang berdiri,
Indonesia begitu hebat, luar
biasa kuat. Walau harus ada jatuh dan bangun dalam menancapkan sang Saka di
tanah sendiri. Cukup dengan bambu runcing, dan doa. Memang benar, nothing is impossible. Ketidakmungkinan akan
kalah dengan kerasnya kemauan. Walau peluang hanya sepersekian, tapi yakinlah, kegagalan
tidak akan mencapai seratus persen, kawan!
Kemerdekaan,
sebuah kata yang begitu dalam maknanya, begitu sulit mendapatkannya. Bukan sekedar
berdiri dan mengikuti petunjuk sang protokol. Dibaliknya, terbalut selubung
pesan yang perlu kita ketahui bersama. Untuk kehidupan kita, kita dan bangsa,
bangsa Indonesia. Dirgahayu, Indonesiaku!
“Padamu negeri kami berjanji.
Padamu negeri kami berbakti.
Padamu negeri kami mengabdi.
Bagimu negeri jiwa raga kami.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar