Minggu, 17 Agustus 2014

DIRGAHAYU, INDONESIAKU!



Sejenak meluangkan waktu untuk mengenang 69 tahun yang lalu. Ketika teks Proklamasi pertama kali didendangkan. Dengan semangat menggebu-gebu, bercampur bersama debu, menjadi satu padu. Begitu pula dengan barisan para pemuda bangsa, yang sejak beberapa hari lalu telah berkorban waktu demi menyuguhkan kehikmatan dalam upacara sakral yang selalu dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus, kemerdekaan Indonesia.


Keringat dan air mata hampir tak berbeda, terlihat sama, sama-sama tercurah, sama-sama basah. Menyusuri setiap bulu kuduk yang berdiri,
akibat sang Merah Putih yang telah berkibar tinggi. Butir lima dasar juga ikut memeriahkan Hari Kemedekaan Indonesia, di sekolah tercinta. Alunan piano begitu lembutnya berdenting, menciptakan keheningan, saat mengheningkan cipta. Darah seakan naik ketika lagu Kemerdekaan begitu semarak dinyanyikan oleh pasukan obade yang kali ini benar-benar berhasil menghipnotis kami untuk membangkitkan semangat ’45. Bagimu Negeri, yang begitu merdu dilantunkan membuat bulu kuduk kami berdiri, sekali lagi. Jiwa bergetar, hati berdebar, tak gentar, dan tersadar.
Indonesia begitu hebat, luar biasa kuat. Walau harus ada jatuh dan bangun dalam menancapkan sang Saka di tanah sendiri. Cukup dengan bambu runcing, dan doa. Memang benar, nothing is impossible. Ketidakmungkinan akan kalah dengan kerasnya kemauan. Walau peluang hanya sepersekian, tapi yakinlah, kegagalan tidak akan mencapai seratus persen, kawan!
                Kemerdekaan, sebuah kata yang begitu dalam maknanya, begitu sulit mendapatkannya. Bukan sekedar berdiri dan mengikuti petunjuk sang protokol. Dibaliknya, terbalut selubung pesan yang perlu kita ketahui bersama. Untuk kehidupan kita, kita dan bangsa, bangsa Indonesia. Dirgahayu, Indonesiaku!

“Padamu negeri kami berjanji.
Padamu negeri kami berbakti.
Padamu negeri kami mengabdi.
Bagimu negeri jiwa raga kami.”

Penulis: Hania

Tidak ada komentar:

Posting Komentar